Minggu, 03 April 2016

Awas! Penderita DBD Kini Mencapai 349


KENDARINEWS.COM, KENDARI- Peningkatan jumlah penderita DBD tahun ini sangat fantastis. Dalam waktu dua bulan, pasien meningkat empat kali lipat dari jumlah total pasien 2015 lalu.

Dari data Dinas Kesehatan Kota Kendari yang diakumulasi dari data pasien DBD di 15 puskesmas se Kota Kendari mencatat selama 12 bulan (2015) penderita gigitan nyamuk aedes aegepty hanya mencapai 78 orang. Sedangkan dalam tempo dua bulan (2016) sudah mencapai 349 orang. Atau naik lebih dari empat kali lipat dibanding tahun lalu bahkan 11 kali lipat dari 2014 lalu yang ada 30 penderita.

Tidak hanya itu, jika di dua tahun sebelumnya tak ada korban meninggal, tahun ini justru sudah ada 4 nyawa yang melayang karena kasus DBD itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Maryam Rufiah mengatakan peningkatan jumlah penderita DBD tahun ini terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Sehingga melalui kementrian kesehatan, pemerintah pusat secara langsung menyiapkan berbagai obat-obatan untuk pencegahan DBD tersebut. “Kalau kita tidak rajin fogging dan bagikan abate gratis, kita tidak tahu berapa memang orang terkena DBD,” jelasnya.(ely)
 

Kamis, 17 Maret 2016

Kenaikan Iuran BPJS, Pemerintah Tingkatkan Pelayanan

Kegiatan sosialisasi tarif baru iuran BPJS. foto: LINA

SUARAKENDARI.COM-Adanya keputusan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Predisen Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan kedua Peraturan Predisen Nomor 12 Tahun 2013 tentang jaminan kesehatan. Dengan keputusan yang dikeluarkan tersebut, maka per tanggal 1 April iuran BPJS yang akan dikenakan kepada masyarakat baik itu pekerja dan mandiri akan mengalami kenaikan.

Kepala BPJS Cabang Kendari, Diah Eka Rini, menjelaskan bahwa dengan adanya kenaikan iuran BPJS tersebut, pemerintah juga memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat pengguna BPJS.

“Sesuai dengan Perturan Predisen yang telah dikeluarkan Nomor 19 Tahun 2016, ada tiga perubahan penting yang harus diketahui meliputi penambahan kelompok peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) dan penyesuaian hak kelas perawatan peserta PPU, pelayanan kesehatan dan penyesuian iuran atau dengan kata lain kenaiakan iuran BPJS,” terangnya, Rabu (16/1/2016).

Dikatakannya, pemerintah memang telah menyetujui untuk melakukan penyesuaian iuran tentu saja dengan melakukan peningkatan dan rasionalisasi tarif sehingga akan memberikan dampak secara langsung terhadap kualitas pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Tidak hanya itu, dengan adanya penyesuaian tarif tersebut pelayanan kesehatan yang akan dirasakan masyarakat juga mencakup pelayanan KB (tubektomi interval) dan pemeriksaan medis dasar di rumah sakit (UGD).

Adapun penyesuian iuran yang telah ditetapkan oleh pemerintah per tanggal 1 April 2016 mendatang yakni untuk Kelas III dari Rp. 25.500, – per bulan menjadi Rp. 30.000,- kemudian untuk Kelas II dari Rp. 42.500,- menjadi Rp. 51.000,- dan Kelas I dari iuran sebesar Rp. 59.500,- menjadi Rp. 80.000,- per bulannya.

Diah juga menambahkan bahwa adanya penyesuaian iuran tersebut bertujuan untuk keberlanjutan program. Dimana sebelum dilakukan penyesuaian telah dilakukan kajian terlebih dahulu, terdapat tiga pilihan yang dapat dilakukan untuk keberlanjutan program antara lain, mengurangi manfaat, penyesuaian (menaikkan) dan mengalokasikan dana tambahan dari APBN. (LINA)

PIN Polio di SULTRA Sudah Mencapai 87 Persen

Walikota Kendari DR Ir H. Asrun MEng saat membuka pekan imunisasi di Kota Kendari. foto: ALIN

SUARAKENDARI.COM, Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Sulawesi Tenggara (Sultra) sudah mencapai 87 persen. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Sultra, Asrum Tombili, kepada sejumlah rekan media, Rabu (16/3/2016).

“Sampai tadi pagi saya sudah mendapatkan laporan jika PIN Polio di Sultra itu sudah mencapai 87 persen, artinya sisa 13 persen lagi yang akan kita lakukan,” terangnya.

Untuk mencapai angka 100 persen, dalam kurun waktu dua hari pihaknya akan melakukan sweeping dan turun langsung ke beberapa daerah terpencil yang belum melakukan PIN Polio.

“Sebenarnya ada beberapa daerah seperti Kolaka dan Buteng yang sudah mencapai 100 persen, hanya saja masih ada beberapa kabupaten yang hanya 80 dan 90 persen, mungkin karena lokasinya yang di kaki gunung, sebelah gunung dan sangat terpencil,” ujarnya.

Petugas dari Dinas Kesehatan sendiri yang akan melakukan PIN Polio langsung ke rumah warga yang terletak yang sangat terpencil. Padahal selama ini, pihaknya juga telah membuka PIN Polio di beberapa tempat umum seperti, Pelabuhan, Bandara dan terminal.

Ia berharap dengan turunnya langsung petugas ke rumah warga semua balita dengan usia 0 sampai 59 bulan dengan target secara keseluruhan sebanyak 294 ribu anak dalam melakukan PIN Polio di Sultra. (LINA)



Minggu, 28 Februari 2016

Langkah Penanganan DBD oleh Dinkes Kendari

 

SULTRAKINI.COM: KENDARI - Kendari mencapai rekor rangking 1 penderita DBD se-Sultra tahun ini, dengan jumlah 160 kasus. Namun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari telah menyiapkan beberapa langkah pencegahan yang dianggap bisa menangkali permasalahan tersebut agar tidak meluas.

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Kendari, Nurlita Jaya menjelaskan, bahwa sejatinya penyakit DBD itu merupakan penyakit yang sudah lama ada di tengah masyarakat. Sehingga DBD selalu saja menjadi trend setiap tahun.

"Jadi pada dasarnya DBD itu bukanlah hal yang baru, dia itu sering menjadi trend setiap tahunnya, dan itu selalu diikuti dengan pergantian musim, ditambah lagi kalau ada musim buah-buahan," ujar Nurlita.

Untuk tahun ini, yang positif terjangkit DBD di Kendari sebanyak 151 orang didominasi anak-anak yang berusia 3 sampai 5 tahun. Selebihnya orang dewasa.

Maka Dinkes Kendari melakukan sejumlah langkah penanganan, dengan mengantongi Surat Keputusan (SK) Walikota tentang bahaya dan dampak DBD. Selanjutanya SK tersebut diberikan ke pemerintah kelurahan untuk di teruskan ke RT/RW hingga ke masyarakat, sejak Desember 2015 lalu.

Dinkes juga meneruskan SK tersebut ke Puskesmas, dengan tujuan agar Puskesmas menggerakan dan mensosialisasikan ke masyarakat. Dinkes juga menyurat ke Diknas Pendidikan dan Kebudayaan untuk diteruskan ke sekolah-sekolah, supaya kader-kader sanitasi sekolah bisa berjalan.

Bidang Promosi Kesehatan (Promkes) juga sudah melakukan penyuluhan keliling akan bahaya DBD. Dilakukan pula Abatesasi di Puskesmas, yang dibagikan secara gratis. Sebagai langkah pengendalian, Dinkes melakukan fogging atau pengasapan di berbagai area di Kota Kendari.(C)

Dinkes Kendari Bersiap Menyambut PIN Polio 2016


SULTRAKINI.COM: KENDARI - Dalam rangka mensukseskan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada 8 Maret mendatang, Dinas Kesehatan Kota Kendari sudah melakukan beberapa persiapan.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kota Kendari, Nurlita Jaya menjelaskan, persiapan tersebut terbagi atas 4 poin. Pertama, melakukan pertemuan dengan semua Jurin Puskesmas Kecamatan se-Kota Kendari, untuk membahas berapa jumlah sasaran yang akan dilakukan PIN.

Kedua, melakukan sosialisasi kepada seluruh Puskesmas di kecamatan se-Kota Kendari, dalam rangka persiapan menghadapi PIN.

Ketiga, melakukan pertemuan dengan seluruh tenaga kesehatan baik di Puskesmas maupun di rumah sakit, untuk melakukan persiapan pemberian vaksin.

Keempat, melakukan berbagai administrasi seperti membuat Surat Keputusan Walikota, untuk membentuk Kopja dalam melaksanakan PIN Polio, dan SK Dinas Kesehatan pembentukan kelompok kerja secara teknis, yang intinya akan turun kelapangan untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan dan setelah pelaksanaan berlangsung.

Nurlita menambahkan, bahwa pada pelaksanaan mendatang, ditargetkan satu kelurahan memiliki 1 posko PIN. Adapun pusat dari pencanangan PIN Polio di Kendari nanti akan dilaksanakan di Kecamatan Puuwatu. Diharapkan semua kepala Puskemas di Kota Kendari juga melakukan persiapan demi mensukseskan PIN 2016 ini.

Sasaran yang akan diberikan vaksin nantinya, adalah bayi yang baru berumur 0 sampai 59 bulan. Telah tercatat sebanyak 33.209 balita di seluruh Kota Kendari.

Vaksin yang akan digunakan nantinya adalah vaksin yang baru. Jika saat ini Indonesia menggunakan vaksin jenis TOVV (Trivalen Oral Vaksin Volio), maka pada tanggal 3 April vaksin tersebut akan diganti dengan BOVV (Bivalen Oral Vaksin Volio), yang akan digunakan secara aktif di tanggal 4 April sampai Juli mendatang.

Tidak sampai disitu, vaksin tersebut nantinya akan diganti lagi dengan vaksin baru yang diberi nama IVV (Interactive Vaksin Volio), lewat suntikan intramuskuler pada balita usia 4 bulan.

Dijelaskan pula, bahwa pada dasarnya imunisasi dasar lengkap pada anak sebelum usia 1 tahun adalah harus mendapatkan HBO nol satu kali sejak berumur 7 hari kebawah, BCG satu kali pada usia 1 bulan, dan DPPHB sebanyak 3 kali.

"Sebenarnya dari seluruh Indonesia, Kota Kendari ini tergolong sudah bebas polio, hanya saja karena ada pencanangan dari pemerintah pusat untuk melaksanakan PIN Polio, maka hal tersebut tetap harus dilaksanakan," tutup Nurlita.(C)


http://ww1.sultrakini.com/kendarinanti/dinkes-kendari-bersiap-menyambut-pin-polio-2016-548/

Kamis, 25 Februari 2016

Basmi DBD, Bubuk Abate dan Fogging Disiagakan

ilustrasi foto: www.depkes.go.id

SUARAKENDARI.COM- Untuk membasmi penyebaran demam berdarah dengue (DBD) Dinas Kesehtan Kota Kendari telah menyiapkan cairan pembasmi, bubuk abate dan mesin pengasapan atau fogging di seluruh puskesmas di Kota Kendari, gudang logistik di Kantor Dinkes Kendari serta akan dibagikan langsung kepada masyarakat. 

“Kami sudah melakukan antisipasi sejah jauh rai dengan menyiapkan semua kebutuhan logistik pembasmi DBD sehingga ketika ada permintaan warga kami langsung berikan atau turun lapangan melakukan pengasapan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kendari, Maryam Rafiah.

Kebutuhan logistic pembasmi DBD dibagikan secara gratis dan puskesmas tidak dibenarkan memperjualbelikan logistik penanggulangan DBD seperti bubuk abate.

Dijelaskan, demam berdarah dapat diketahui dengan tanda-tanda klinis misalnya panas sudah lebih dari tiga hari namun tidak turun-turun, harus segera ke puskesmas.

“Demam berdarah diketahui pada stadium akhir, dan itu membutuhkan penanganan cepat di puskesmas dan harus dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. Sebab jika demam berdarah terlambat tertangani maka komplikasi pecahnya pembuluh pembuluh darah,” katanya. SK/AN


http://www.suarakendari.com/basmi-dbd-bubuk-abate-dan-fogging-disiagakan.html

Rabu, 24 Februari 2016

Tim Pemantau DBD Libatkan Semua Camat dan Lurah


SUARAKENDARI.COM-Mengantispasi meluasnya penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) membuat pemerintah Kota Kendari membentuk tim pemantau DBD yang melibatkan semua camat dan lurah. Hal tersebut berdasarkan surat edaran Wali Kota Kendari.

Kepala Dinas Kesehatan Kendari Maryam Rufiah mengatakan, tim pemantau DBD tersebut telah diterjunkan secara aktif memantau 64 kelurahan yang ada di daerah itu baik di puskesmas maupun di lapangan.
 
“Kami lakukan seperti ini karena semua daerah di Kendari merupakan wilayah endemis DBD,” katanya.

Menurut dia, Dinkes juga menerima laporan dari masyarakat yang ingin mendapatkan layanan pengasapan untuk memutus mata rantai nyamuk penyebab DBD.

“Pemutusan mata rantai penularan DBD itu salah satunya dengan cara pengasapan (fogging). Tetapi itu adalah salah satu keputusan paling terakhir dari program,” ujarnya.

Yang harus dilakukan warga adalah menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan cara melakukan pembersihan lingkungan pemukiman.

“Jika kebersihan lingkungan tidak dijaga dengan baik, jelas DBD akan meningkat. Sehingga diharapkan para lurah dan camat menjadi penggerak warga melakukan pembersihan lingkungan,” katanya. SK/AN

http://www.suarakendari.com/tim-pemantau-dbd-libatkan-semua-camat-dan-lurah.html

Dinkes Kendari Himbau Warga Waspada Penyebaran DBD

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLI_5ogkv4BoKV-o-RSCskt1wsZic8ua_bRHNe1rMxJY-NDUtTC81TFiJm6bwPrJzE7hYC_0kwSs34_TpCge5PQlEBjmTj3KUAbpBV4K2y_aDkbZMlDQAq_Ek6E21icFLftwYp67bjQps/s1600/Penyebab+dan+Gejala+Demam+Berdarah+atau+DBD.png
SUARAKENDARI.COM- Dinas Kesehatan Kota Kendari, menghimbau warga kota agar tetap waspada dan siaga terhadap penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di lingkungan masing-masing. Warga diminta untuk terus mencegah dengan membersihkan lingkungan, menimbun semua kaleng atau botol tempat berkembangnya nyamuk demam berdarah.

Kepala Dinas Kesehatan Kendari, Maryam Rufiah mengatakan, pihaknya juga telah menginstruksikan kelompok kerja (Pokja) DBD Kecamatan dan Pokja DBD Kelurahan untuk menggerakkan warga bersama-sama melakukan gerakan pemberatansan sarang nyamuk.

“Bersama kelompok kerja melakukan gerakan 3M yakni mengubur, menguras, dan menutup kelambu anti nyamuk saat tidur serta aktivitas sehari-hari,” katanya.

Dia menyebutkan, selama kurang lebih dua bulan terakhir tercatat 159 kasus penderita DBD yang dirawat di Kota Kendari.

“Dari jumlah penderita tersebut, belum ada penderita yang meninggal dunia,” katanya.

Menurut dia, meskipun jumlah kasus sudah mencapai ratusan itu namun pihaknya belum menetapkan Kendari sebagai kejadian luar biasa (KLB) DBD. SK/AN

Rabu, 17 Februari 2016

Pemda Belum Menetapkan Status KLB DBD

ilustrasi foto: www.depkes.go.id

SUARAKENDARI.COM, Sebanyak 151 anak terserang penyakit DBD di Kota Kendari yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Maryam Rufiah, Selasa (9/2/2016).

“Hingga Saat ini jumlah penderita DBD yang ada di Kota Kendari Sebanyak 151, rata-rata anak usia 6 bulan sampe 5 tahun,” terangnya. 

Menurutnya, dari 10 kecamatan yang ada, penderita DBD terbanyak dari Kecamatan Poasia, Andonouhu yang saat ini dirawat di rumah sakit dan puskesmas-puskesmas. Meskipun angka penderita DBD yang ada di Kota Kendari sudah mencapai 151 tetapi belum dinyatakan dalam Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Belum masuk dalam KLB, hingaa Saat ini belum ada yang meninggal, tapi Kami juga terus melakukan pemantauan untuk mencegah semakin meningkatnya jumlah tersebut,” ujarnya. 

Guna mengantisipasi hal tersebut, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan melakukan foging. 

“Kami melakukan rapat koordinasi terkait foging, membagikan bubuk pembasmi jentik, serta menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga lingkungannya,” tukasnya. 

Ia berharap dengan adanya berbagai upaya yang dilakukan tersebut bisa menekan jumlah penderita DBD agar tidak bertambah. (Lina)

12 Anak Terserang DBD



SUARAKENDARI.COM, Sebanyak 12 anak terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan dirawat di Rumah Sakit Umum Kota Kendari. Kepala Rumah Sakit Umum Kota Kendari, dr. Asridah mengatakan bahwa 12 anak yang terserang DBD tersebut tidak hanya berasal dari Kota Kendari saja.

“Memasuki bulan Januari hingga saat ini, pasien kami sudah dirawat dengan DBD yakni sebanyak 12 anak, ada juga yang datang dari luar Kota Kendari. Dari 12 pasien yang kami terima delapan pasien sudah diperbolehkan pulang, sisa empat pasien yang masih rawat inap,” terangnya, Selasa (12/1/2016).

Menurutnya, pasien DBD yang ada saat ini belum seberapa jika dibandingkan pada bulan Maret mendatang. Pasalnya, pasien DBD yang diterima rumah sakit ini sudah merupakan kejadian yang hampir setiap tahun terulang.

“Untuk pasien DBD sendiri, biasanya membludaknya pada Maret, kalau Januari ini belum seberapa. Hampir setiap tahun seperti ini, biasanya karena pergantian musim,” ujarnya.

dr.Asridah menambahkan pada Desember 2015, jumlah pasien DBD yang dirawat di Rumah Sakit Umum Kota Kendari yakni sebanyak 40 pasien, 60 persen pasien berasal dari Kota Kendari dan sisanya dari luar daerah seperti Wakatobi dan Buton Utara.

Rumah Sakit Bahteramas sendiri, hingga saat ini sudah menerima pasien DBD sebanyak dua pasien. Hal tersebut dikatakan Humas Rumah Sakit Bahteramas, Masita. “Hingga saat ini, pasien DBD kami ada dua dari Poasia Kota Kendari dan dari Landono, Konawe Selatan,” katanya. (LINA)

http://www.suarakendari.com/12-anak-terserang-dbd.html

Waspada Demam Berdarah


http://cdn-2.tstatic.net/kalteng/foto/bank/images/waspada_DBD_Nyamuk.jpg

SUARAKENDARI.COM-Selama bulan Januari 2016 Rumah Sakit Umum Bahteramas Sulawesi Tenggara merawat sedikitnya 2 pasien penderita demam berdarah. Dua pasien yang terjangkit DBD masih tergolong anak – anak.

Jumlah pasien penderita DBD menurut Humas Rumah Sakit Bahteramas, Masyita, masih relatif minim . Bahkan, pada november dan desember tahun 2015 kasus DBD nihil. Serangan demam berdarah disebutkan masyita harus di waspadai saat tibanya musim penghujan.

Imbauan pencegahan siklus penyakit demam berdarah, minimal menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapakan pola 3 M, yakni, menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur benda yang bisa menampung air.YJ

Selasa, 16 Februari 2016

Ditemukan Dua Anak Menderita HIV/AIDS di Kendari



hiv

SUARAKENDARI.COM-Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menemukan dua anak yang berusia di bawah empat tahun menderita HIV/AIDS. Dua openderita yang dirahasiakan identitasnya tersebut, kini dalam asuhan orang tuanya, yang juga diduga menderita penyakit yang sama. Penemuan ini tentu menambah daftar panjang dari kasus HIV/AIDS di kota ini.
Sebagaimana dilansir Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota ,  dari Januari hingga Oktober 2015 terdapat sekitar 37 warga yang menderita HIV/AIDS. Ironisnya, penderita HIV/AIDS didominasi  mereka yang berusia produktif atau sekitar 25 hingga 49 tahun.

Sekretaris KPA Kendari, dr Ningrum, mengungkap, penderita yang ditemukan pada umur dibawah empat tahun terdapat dua kasus dan umur 20 tahun sampai 24 tahun sebanyak empat kasus.

“HIV merupakan penyebab dibalik infeksi AIDS, HIV dapat dikendalikan dengan antivirus sedangkan AIDS merupakan stadium lanjut yang terjadi setelah dua sampai 15 tahun terinfeksi HIV ,” ujarnya.

Menurutnya, jika penderita HIV tidak segera berkonsultasi dengan dokter atau pakar kesehatan maka virus itu akan berkembang menjadi AIDS, maka itu diperlukan kesadaran diri untuk segera melakukan pemeriksaan sehingga dapat diantisipasi sedini mungkin.

Adapun gejala HIV akut yaitu pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan yang cepat, kehilangan nafsu makan, sesak napas, depresi, kebingungan serta kesemutan di kaki, tangan dan wajah. SK/AN.